Pendakian Gunung Prau Dieng Wonosobo via Patak Banteng

Gunung Prau atau Gunung Prahu sering disebut juga dengan Gunung Dieng, memang memiliki begitu banyak pesona. Hamparan padang savana dan bukit-bukit indah, sehingga banyak orang menyebutnya dengan Bukit Teletubbies. Terletak di kawasan dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah membuat cuaca sejuknya dan dinginnya tak perlu dipertanyakan lagi. 

Dieng memang menjadi daratan tertinggi di Jawa Tengah, sehingga cuaca yang dingin membuat tanah di kawasan ini sangat subur, terdapat berbagai tanaman sayur seperti cabai, sawi putih hingga kentang mampu tumbur subur, sehingga menjadi berkah tersendiri bagi para warganya yang mayoritas berprofesi sebagai petani. Segala potensi wisata dan bentang alam mampu membuat siapapun kagum dengan kawasan Dieng. Ramah tamah dari para warganya terasa hangat ditengah cuaca dingin terasa menyentuh kulit. 

Berdiri di puncak prau memang menjadi pengalaman tersendiri yang cukup berharga bagi saya, mengingat ini adalah kali pertama saya mulai melakukan pendakian. Terbilang cukup nekat memang melakukan pendakian gunung yang dilakukan hanya dua orang saja dan itu pun keduanya masih seorang yang amatir dalam pendakian gunung. Syukur alhamdulillah, masih dalam perlindungan Allah SWT, semua berjalan lancar tak kurang apapun. Mendatangi Dieng, dengan tujuan utama ingin melihat kecantikan panorama alamnya dan penasaran akan adanya para anak Dieng yang memiliki rambut gimbal, yang sering disebut dengan "Anak Gembel". Kamu dapat membaca secara detail pengalaman mendaki Gunung Prau, dalam konten artikel dibawah ini.

Pada siang hari ini saya akan memaparkan secara detail perihal pendakian Gunung Prau Dieng Wonosobo via Patak Banteng. Semoga informasinya dapat dijadikan sebagai referensi tambahan bagi kamu atau para pembaca budiman dimanapun anda berada.

view gunung prau
view Gunung Prau

Gunung Dieng merupakan bukan gunung bertype api dengan memiliki ketinggian puncak sekitar 2.565 mdpl. Meskipun terbilang tak terlalu tinggi namun gunung ini mempunyai cuaca yang sangat dingin kala berada di puncaknya, itulah ciri khas yang di miliki oleh pegunungan Dieng. Terdapat tiga opsi jalur pendakian yang dapat digunakan, yaitu via Jalur Pranten, Kenjuran dan Patak Banten. Dikarenakan jalur yang aman dan bonus pemandangan yang banyak di jalurnya, maka saya memutuskan untuk menggunakan Jalur Patak Banteng. Berbekal informasi dari google, kami berangkat menuju Dieng. Untuk menuju Dieng, jika kamu berdomisili di Jakarta terdapat dua opsi perjalanan yang dapat kamu gunakan,

  • Pertama menggunakan kereta api dari Stasiun Senen menuju Purwokerto, kemudian di lanjutkan menggunakan Bis untuk menuju Terminal Wonosobo. Setibanya di terminal, carilah angkutan mobil elf jurusan Dieng. 
  • Kedua menggunakan bus antarkota untuk langsung menuju Terminal Wonosobo. Sesampainya di terminal tersebut, sama seperti halnya dengan yang menggunakan kereta perjalanan dilanjutkan menggunakan elf untuk menuju Dieng. Biaya untuk elf dari Terminal Wonosobo menuju Dieng berkisar sekitar Rp. 15.000/orang.
Kamu dapat mengatakan pada supir mobil elf untuk mengantarkan kamu menuju pos pendakian Patak Banteng. Setibanya di pos pendakian, kamu dapat meregistrasikan diri kamu dan membayar biaya retribusi pendakian. Gunung Prau merupakan sebuah kawasan cagar alam yang di kelola oleh pihak PT. Perhutani. Oleh karena itulah untuk mendaki gunung ini, kamu tak di kenakan biaya SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi), melainkan hanya sebuah tiket masuk saja.

Gunung Prau
peta pendakian Gunung Prau via patak banteng

pos pendakian patak banteng
suasana pos Patak Banteng
Selesai mengurus semua persyaratan, maka tibalah saatnya menyusuri jalan setapak untuk memulai mendaki. Dimana pertama akan menaiki sebuah tangga yang cukup banyak melewati area perkampungan warga, kemudian persawahan, barulah mulai memasuki hutan. Dengan karakteristik jalur yang cukup aman bagi seorang pemula, seperti halnya saya. Kontur jalan yang terdiri dari tanah, akar, bebatuan dan beberapa tanjakan, memang memberikan sensasi kala mendaki Gunung Prau. Dalam melakukan pendakian Gunung Prau via Patak Banteng terdapat 3 pos pendakian yang akan dilalui. Sebagai titik cek point pertama ialah pos ke 1 dengan nama "Sikut Dewo", sebetulnya pada titik ini biasa saja tak ada bangunan/shelter. Dengan yang masih bisa dikatakan cukup landai. Setelah beristirahat sejenak, maka kembali dimulai perjalanan untuk menuju cek point selanjutnya.

pos 1
suasana di Pos 1

Gunung Prau
jalur melewati hutan pinus
Untuk tujuan berikutnya yaitu pos ke 2 dengan nama "Canggal Walangan". Beristirahat seraya mengisi kembali tenang dengan memakan sedikit logistik yang telah disiapkan sebelumnya. Dengan dikelilingi pepohonan yang tinggi, menambah keasriannya yang masih terjaga dengan baik. Tak lama berselang, saya mulai melanjutkan perjalanan menuju pos ke 3 atau yang sering disebut dengan nama "Cacingan". Pada titik ini, jalur yang di lalui sudah mulai dirasakan cukup berat. Pasalnya terdapat beberapa titik tanjakan yang akan di lalui. Tak jarang memaksa diri untuk berpegangan dengan akar pohon atau tali tambang yang telah disediakan. Setelah melewati semua jalur tersebut, maka tibalah di pos ke 3. Suasana hutan yang rimbu dapat ditemui pada titik ini. Kembali beristirahat pun, kami lalukan. Sungguh perjalanan penuh sensasi.

Gunung Prau
suasana pos ke-2
jalur gunung prau
foto dulu
menuju puncak
istirahat di sekitar jalur
Setelah dirasa sudah cukup, kembali menapaki jalur setapak dan kali ini tujuannya adalah Puncak Prau. Namun sebelumnya, masih terdapat beberapa tanjakan yang cukup terjal hingga terus ke arah puncak. Setelah melewati semuanya, maka tibalah saat menginjakkan kaki di Puncak Prau. Senang dan cukup bangga rasanya sudah dapat berada di puncaknya. Di karenakan malam yang mulai menjelang, maka saya memutuskan untuk mendirikan tenda didekat area pepohonan. Saat berada di puncak gunung ini, angin di malam hari akan berhembus cukup kencang sehingga cuaca akan lebih terasa dingin. Malam mulai menjelang, hangatkan diri dengan makan malam dan secangkir kop dirasakan cukup pas. Lucunya, saya mendengar suara motor malam itu, barulah saya ketahui bahwa untuk mencapai puncak sebetulnya terdapat sebuah jalur yang dapat digunakan oleh sepeda motor. Biasanya para warga memberikan jassanya untuk menghantarkan kamu dengan motor dari pos ke-1 hingga puncak. 

Sang surya mulai menampakkan diri dari ufuk timur. Cahaya orange mulai menerangi Puncak Prau, biasanya pada pendaki memang sudah sedari tadi menantikan moment tersebut. Menikmati segalanya yang tersaji membuat decak kagum, panorama alam sekitar begitu terlihat indah. Terlihat puncak Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Merbabu. Nampak pula dari kejauhan dibalik awan putih Puncak Gunung Slamet dan Gunung Merapi yang terus mengeluarkan kepulan asapnya. Berfoto adalah hal wajib yang dilakukan oleh para pendaki, biasanya mereka mengabadikan moment tersebut dengan view ke arah gunung-gunung tersebut.

suasana camp gunung prau
suasana area camping di Puncak Prau
puncak prau
Puncak Prau
gunung sindoro
view Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing

Gunung Prau
view Gunung Slamet dan Gunung Merapi
Tak terasa hari mulai siang, suda waktunya saya kembali turun. Namun kali ini saya tak menggunakan jalur sebelumnya, untuk perjalanan turun gunung saya memilih jalur memutar agar tiba di Kawasan Wisata Dieng Plateu. Jalurnya terletak di belakang gunung dan melewati bukit-bukit savana, barulah saya mengerti mengapa banyak orang menyebutnya dengan Bukit Teletubbies. Layaknya seperti di sebuah tayangan teletubbies memiliki bukit savana yang indah di kejauhan, menjadikan jalur ini termasuk sebagai salah satu spot berfoto terfavorite. Dapat dilihat pula view telaga warna Dieng, sungguh indah warna hijau toscanya jikalau dilihat dari atas. Berjalana turun hingga menemukan area persawahan para warga, menandakan bahwasanya kamu telah tiba di bawah. Melakukan pendakian Gunung Prau dan merasakan adrenalin akan petualangan begitu mengasikkan.

padang savana
view Bukit Teletubbies
jalur menuju dieng
turun gunung melalui via Dieng
melewati padang savana
indahnya suasana padang savana


*Tips
  • Bawalah jaket yang bisa menahan dingin.
  • Usahakan tiba di puncak sebelum malam tiba, pasalnya guna menghindari angin dingin. 
  • Dikarenakan banyak pohon pinus, maka jangan membuat api di area camping.
  • Infokan pada pos pendaki Patak Banteng, bilamana kamu ingin turun gunung di jalur yang lain.
  • Gunakan pada awal tahun di Januari pendakian Gunung Prau di tutup guna mengembalikan fungsinya sebagai cagar alam. Pasalnya untuk Desember khusus menjelang tahun baru pendakian di gunung ini cukup membludak.

Melihat segala potensi alamnya, maka tak diherankan jikalau Gunung Prau cukup populer di kalangan para pecinta alam, terlebih bagi mereka yang pemula dalam pendakian. Gunung ini sering dijadikan tolak ukur kemampuan sebelum mencoba gunung lain dengan jenis track yang lebih sulit.  Untuk tujuan destinasinya berikutnya adalah Wisata Dieng Plateu. Kamu dapat membaca selengkapnya.

Berdiri di puncak Prau memberikan suatu keyakinan dalam diri ini. Walaupun baru kali pertama melakukan pendakian, namun nyatanya mampu untuk melakukannya. Percaya dan yakin akan kemampuan diri sendiri, maka itulah modal awal yang cukup penting dalam hidup. Pasalnya jika kamu memulai dengan percaya, melangkah dengan penuh keyakinan, maka percayalah kamu tak akan pernah kehilangan sebuah harapan. Selalu ingat dalam benak, jangan pernah meremehkan kemampuan diri sendiri. Kalaupun kamu tak merasa bahagia dalam hidupmu saat ini, maka perbaiki lah yang salah dan teruslah melangkah. Janganlah menyerah atas mimpimu, karena impian memberikanmu tujuan hidup dan ingatlah Kesuksesan bukanlah kunci Kebahagian, pasalnya Kebahagiaan itu sebenarnya kunci Kesuksesan.

Demikianlah ulasan saya kali ini perihal pendakian Gunung Prau Dieng Wonosobo via Patak Banteng. Semoga informasi yang telah disampaikan dapat diterima dan berguna bagi kamu ataupun para pembaca budiman sekalian.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel