Gunung Cikuray merupakan salah satu gunung yang terdapat pada kota Garut, sebetulnya seperti yang telah diketahui di Garut, selain Cikuray masih terdapat dua gunung lainnya seperti Gunung Papandayan dan Gunung Guntur. Di kalangan para pecinta alam, biasanya mereka sering menyebut rangkainan pegunungan ini dengan istilah "Paguci" yang artinya Papandayan-Guntur-Cikuray. Mungkin dikarenakan lokasinya yang memang saling berdekatan. Maka tak mengherankan, jikalau banyak dari para pendaki yang melakukan double summit dengan mendaki dua gunung dalam satu kurun waktu.
Salah faktor yang menjadikan gunung cikuray selalu ramai dengan para pendaki, ialah karena lokasinya yang tak begitu jauh dari pusat ibu kota Jakarta dan juga kota-kota sekitarnya, seperti Tasik dan Bandung. Selain lokasinya, tekstur jalur track cikuray juga menjadikan daya tarik tambahan. Pasalnya menurut banyak para pendaki, yang telah
mendaki gunung cikuray ini memiliki kategori yang cukup extream. Terlebih bagi seorang pemula, seperti halnya saya. Sehingga banyak dari mereka yang menyebutnya dengan istilah track "Dengkul ketemu kepala", yang mempunyai arti jalur yang mempunyai sudut kemiringan hampir sekitar 90 derajat, Dikarenakan bentuk gunung cikuray memang menyerupai kerucut besar. Gunung Cikuray memiliki puncak ketinggian sekitar 2.818 mdpl, dengan ketinggian itulah maka cikuray dinobatkan sebagai gunung tertinggi ke empat di Jawa Barat setelah Gunung Ceremai dengan 3.078 mdpl, Gunung Pangrango dengan 3.019 mdpl dan
Gunung Gede dengan 2.985 mdpl.
Gunung cikuray, seperti halnya gunung lainnya di Indonesia yang diselimuti oleh misteri dan tak jarang dikaitkan dengan mitos-mitos mistis/magis. Sama seperti gunung lainnya, gunung cikuray pun pernah menorehkan duka yang mendalam, perihal catatan kelam hilangnya seorang pendaki bernama Reni asal Cipondoh, Tanggerang pada Desember 2009 silam. Tanpa maksud hati ingin membuka luka lama tersebut, namun hal positif yang dapat dipetik ialah agar selalu mawas diri dan waspada dimana pun berada. Terlepas dari unsur mistis, seyogyanya memang sebagai makhluk beragama, tentu saja kita percaya dengan adanya dunia lain. Namun tak perlu di ambil pusing, tentulah jikalau bersikap sewajarnya dan sopan/tak arogan. Pastinya tak akan ada yang harus ditakutkan. Dengan segala keindahan panorama alam dan juga jalur pendakian yang menantang, membuat gunung cikuray termasuk gunung favorite bagi para pendaki, meskipun banyak dari mereka yang mengaku bukan kala pertama kali mendaki gunung ini.
Untuk menuju puncak cikuray terdapat beberapa opsi jalur atau rute pendakian yang dapat dipilih, diantaranya seperti jalur Cikajang, Bayombong, Cilawu/Pemancar. Kemudian khusus jalur Cikajang, menurut informasi merupakan jalur yang paling landai untuk dilalui, namun merupakan terpanjang diantara jalur lainnya. Sedangkan untuk jalur Bayombong, merupakan jalur terpendek namun termasuk jalur yang paling sulit dan terjal. Kemudian untuk jalur Cilawu merupakan jalur terfavorite dengan melalui jalur Pemancar. Sebetulnya pada Cilawu terdapat pula beberapa titik lainnya yang dapat digunakan seperti dekat gerbang pintu masuk perkebunan Dayuehmanggung, Patrol dan Kiara Janggot yang merupakan jalur baru dibuka pada awal Januari 2016 untuk pendakian. Bila menggunakan Dayuehmanggung atau Patrol, kedua jalur ini nantinya akan bertemu pada persimpangan di lokasi Pemancar. Akan tetapi, bilamana menggunakan jalur Kiara Janggot, jalur ini tidak akan melewati lokasi Pemancar, namun nantinya akan bertemu di pos ke-6 atau pos ke-7 pada jalur track Pemancar. Dikarenakan ingin mencoba jalur tersebut, maka pada 22/01/2016 saya menggunakan jalur Kiara Janggot untuk menuju puncak. Bagaimana dengan kamu, tertarik melakukan pendakian gunung cikuray? mari simak terlebih dahulu konten artikel saya kali ini.
Pada malam hari ini, saya akan memaparkan secara detail perihal pendakian gunung cikuray via jalur kiara janggot atau cikurai garut. Semoga kiranya dapat bermanfaat bagi kamu ataupun para pembaca budiman lainnya, yang ingin mencoba mendaki gunung ini.
|
basecamp pendakian Kiara Janggot |
Sebagai titik start awal, bila kamu berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Kamu dapat menuju Garut, dengan menggunakan bis antarkota. Setibanya di Garut, kamu dapat turun di terminal Guntur dan melanjutkan kembali perjalanan menggunakan angkutan umum berwarna abu-abu dengan nomor trayek 06 (Cilawu). Setibanya di Desa Dangiang, kamu dapat meminta pada supir untuk menurunkan kamu di pangkalan ojek Genteng. Setelah itu, kamu dapat menggunakan jasa ojek untuk menuju basecamp Desa Kiara Janggot. Untuk opsi lainnya, jika kamu datang dengan jumlah rombongan, kamu dapat
menyewa angkutan umum/mobil bak terbuka di terminal Guntur. Perihal
harga, kamu dapat bernegosiasi langsung dengan pemilik kendaraan. Setelah tiba pada basecamp pendakian Desa Kiara Janggot, maka akan dilakukan proses registrasi dan dikenakan sekitar Rp. 5.000/orang sebagai biaya simaksi. Sebelum memula pendakian, akan diberikan pengarahan oleh rangger setempat dan manfaatkan lah moment tersebut untuk mencatat titik koordinat pos pendakian yang nantinya akan dilalui. Jalur kiara janggot akan melewati sekitar 7 pos, sebelum tiba di puncak. Dikarenakan terbilang masih baru, sehingga suasananya pun cukup asri, kemudian memiliki type jalur yang cukup landai, akan tetapi memang terbilang cukup jauh jika dibandingkan melalui Bayombong.
Jika segala persiapan telah dirasakan cukup, maka sudah tiba saatnya untuk mulai melangkahkan kaki menyusuri jalur setapak. Berdebar rasanya hati ini, dikarenakan antusiasme yang dirasakan nampak jelas pada senyum diwajah saya dan juga rekan-rekan lainnya. Dengan penuh keyakinan dan semangat untuk segera memulai pendakian gunung cikuray kali ini. Sebagai tujuan cek point pertama ialah pos ke-1 dengan jalur berupa tanah dan sedikit menanjak. Bila musim kemarau tiba, mungkin saja jalur ini akan lebih berdebu. Sepanjang jalan pada titik ini, akan ditemani perkebunan warga sekitar yang ditumbuhi beberapa jenis sayuran. Setibanya di pos ke-1, dapat dilihat pemandangan perkebunan warga dari atas bukit. Beristirahat sejenak, seraya menikmati alam yan sejuk begitu terasa menyenangkan. Dikarenakan memang tak ingin membuang waktu yang percuma, sehingga langsung bergegas kembali melanjukan menuju titik cek point selanjutnya. Tempat tujuan berikutnya ialah pos ke-2, dengan jalur yang akan dilalui hampir sama dengan sebelumnya. Dengan kondisi masih terus menanjak, memang cukup melelahkan. Pasalnya memang sedari awal perjalanan sudah mulai dipaksa untuk menanjak. Pada titik ini, terdapat satu-satunya sumber air yang dapat dipergunakan, sumber tersebut berupa pipa peralon.
|
menuju pos 1 melewati perkebunan warga |
|
suasana pos 1 |
Setelah dirasa cukup memulihkan sedikit tenang dan mengisi perbekalan air, maka kembali melanjutkan perjalanan. Tujuan selanjutnya ialah pos ke-3, dimana pada titik ini suasana jalur sudah mulai memasuki hutan. Terdapat banyak akar pepohonan besar yang terkadang menyulitkan dalam melangkah, terlebih dalam menanjak seperti ini. Seakan terasa begitu menguras stamina fisik. Setibanya menemukan papan kecil yang menjadi tanda akan pos ke-3, maka kembali saya mengambil napas sejenak dan mengisi perut, agar kuat melakukan pendakian selanjutnya. Sekiranya semua dirasakan sudah cukup, maka kembali memulai langkah perlahan teapi pasti menapaki jalan untuk menuju pos ke-4. Dengan jalur yang mulai rapat dengan pepohonan dan semak belukar, memang akan menambah adrenalin, walaupun rasa lelah memang melanda dan tak bisa ditutupi begitu tergambar jelas pada setiap wajah rekan-rekan. Namun tetap semangat rasanya untuk dapat mencapai puncak cikuray.
|
suasana pos 3 |
|
suasana pos 4 |
Setelah melewati pos ke-4, maka tibalah pada titik selanjutnya yaitu pos ke-5. Pada titik ini, terdapat sebuah space tanah agak lebar. Namun sekitar 10 meter sebelum pos ke-5, juga terdapat space yang dapat dipergunakan untuk mendirikan sekiranya dua buah tenda. Pada titik ini, terdapat banyak pohon kantong semar dengan berbagai ukuran. Sungguh unik jika memperhatikan sejenak pohon yang satu ini. Melirik pada jam tanggan yang sudah menunjukkan pukul 16.00 petang, dan kabut tebal pun mulai menampakkan dirinya. Saya pun mulai mempercepat langkah, agar kiranya dapat lebih cepat tiba di pos ke-6. Pasalnya pada pos ini, memang sering digunakan pula sebagai alternatif untuk berkemah, jika tak dapat space berkemah di puncak. Menggunakan ikatan pita yang diikat pada beberapa pohon sepanjang jalur, saya pun bergegas mengejar malam hari. Seperti pada penjelasan di atas, bahwa diantara pos ke-6 dan pos ke-7 terdapat pecahan jalur yang mempertemukan antara jalur Kiara Janggot dan juga jalur Pemancar.
|
suasana pos 5 |
|
pecahan jalur |
Tak begitu jauh jarak yang dilalui, maka sampailah pada Pos ke-7. Di cek point terakhir ini, memang jalur akan lebih berat. Dengan kombinasi jalur bebatuan, tanah hingga semak belukar akan menjadi tempat berpijak untuk dapat melangkah. Terus menerobos hutan dengan pepohonan yang cukup rindang, maka akan dapat ditemui space tanah yang cukup luas. Kemudian dengan tenggelamnya sang surya berganti dengan cahaya rembulan, maka saya memutuskan untuk dapat berkemah pada titik ini. Memang betul, dari tempat saya saat ini berdiri untuk mencapai puncak tidaklah begitu jauh dan bahkan bisa dikatakan dekat. Namun saya rasa mungkin, inilah tempat yang paling nyaman untuk mendirikan tenda. Sudah saatnya kami untuk menyiapkan logistik, untuk dipergunakan sebagai makan malam dan bergegas untuk beristirahat menyiapkan tenaga untuk summit di keesokan harinya.
|
suasana pos 7 |
Saat pagi hari tiba, sekitar pukul 05.00 saya bergegas untuk dapat menuju puncak cikuray. Tak lama berselang, akhirnya setelah perjuangan yang cukup melelahkan maka tibalah dipuncak. Sewaktu dahulu, dipuncak cikuray terdapat sebuah tower telkomsel berdiri, namun saat ini sudah tidak ada lagi. Dengan rasa bahagia bercampur haru, menyaksikan sang surya mulai menampakkan diri peraduaannya. Terlihat pula puncak gunung papandayan yang selalu mengeluarkan asap dari kawahnya, kemudian disisi barat dapat terlihat puncak gunung guntur dan yang seakan mengintip dibalik awan yaitu puncak gunung ceremai.
|
sunrise di Puncak Cikuray |
|
cuaca cerah di Puncak Cikuray |
|
keindahan diatas Cikuray |
|
lautan awan |
|
senyum semua |
|
foto dulu yuk |
*Tips
- Bila kamu datang dengan jumlah rombongan, agar memudahkan dalam transportasi. Kamu dapat menggunakan jasa travel yang sering menyediakan akses jemput-antar sesuai dengan dengan domisili kamu. Kamu dapat mencoba menghubungi seorang kenalan saya bernama "Om Yudi-0811139349".
- Untuk pendakian Cikuray, kamu diharuskan pintar dalam memanage air. Pasalnya sumber air hanya ada di pos ke-2.
- Waktu pendakian terbaik pada bulan Agustus.
Berdiri di puncak cikuray dengan pandangan lepas menengok hamparan awan putih, seakan membuat diri ini berada dekat dengan Sang Pencipta. Berfikir sejenak dan kemudian saya tersadar, bahwasanya pemikiran tersebut adalah keliru. Pasalnya pada massa dewasa ini, mulai rasanya tersadar bahwasanya ternyata Tuhan bukanlah berada diatas. Melainkan Tuhan ternyata begitu dekat dengan diri ini, bahkan lebih dekat jika dibandingkan dengan urat nadi. Mulailah kenali terlebih dahulu siapa sebetulnya diri ini, niscaya maka barulah mengetahui siapa sebetulnya Tuhan. Bersyukur terhadapNya, akan kebahagiaan yang selama ini telah diberikan pada diri yang penuh dosa ini. Kemudian bila menelaah dalam kehidupan nyata ini, yang selalu membutuhkan uang. Uang adalah angka dan angka takkan ada habisnya. Jika kebahagiaan itu hanya berasal dari uang, maka percayalah selamanya pencarianmu takkan pernah berakhir. Mau hingga kapan terbuai olehnya? coba tanyakan itu pada diri ini.
Demikianlah ulasan saya kali ini perihal pendakian gunung cikuray via jalur kiara janggot atau cikurai garut. Semoga kiranya dapat mengispirasi dan dijadikan sumber referensi, tentang berbagai info tempat pariwisata di Indonesia.